Selasa, 10 September 2013

Transformasi Karena Cinta

         Cinta. sering atau bahkan hampir pasti, membuat kita ingin menjadi seseorang yang bisa dicintainya. Dia yang di mata kita begitu sempurna. Pertanyaan muncul di benak kita tentang bagaimana agar dia bisa melihat keberadaan kita, bagaimana agar dia bisa memiliki rasa yang sama, serta bagaimana menjadi seseorang yang dicintainya. Tanpa disadari, diam-diam sang pecinta memperhatikan, kemudian sedikit demi sedikit memahami yang dicinta oleh yang tercinta. Lalu, berusaha untuk menjadi apa yang dia inginkan, berusaha untuk menjadi orang sempurna di matanya, berusaha agar yang dicinta melihat keberadaannya, meski yang tercinta terkadang tak sadar ada orang yang begitu memperhatikannya.
          Berubah karena cintanya kepada seseorang, tak sedikit orang melakukannya. Jika itu berubah ke arah yang lebih baik, memang tak sepenuhnya salah. Namun, jika dia yang dicinta ternyata tak peduli, tak melihat sama sekali keberadaan sang pecinta, dan malah lebih memilih orang lain yang di mata sang pecinta tak pantas untuk dia yang dicinta, apakah dapat menjamin sang pecinta tetap konsisten dengan perubahannya? bisa jadi ya, atau tidak. Yang lebih parah adalah ketika sang pecinta menunjukkan perubahan baiknya itu hanya jika yang dicintainya melihatnya. Bukankah itu sama saja dengan kepura-puraan? Mungkin yang dicintai suka dengan perubahan ini, mungkin. Namun justru inilah yang menjadi masalah besar kita sebagai sang pecinta. Jika yang dicinta tak melihat, sang pecinta tak menunjukkan perubahan-perubahannya. Kenapa? karena niatnya hanyalah untuk terlihat baik di mata yang dicinta.
          Boleh saja awalnya kita berubah menjadi orang yang lebih baik karena itu, namun perlu disadari bahwa kita hidup bukan untuk itu. Hidup kita bukanlah tentang dia atau mereka, tapi tentang kita. Tentang bagaimana kita bisa menjalankan amanah hidup ini dengan baik, bukan bagaimana menjadi baik di mata dia atau mereka. Perubahan karena ingin 'terlihat' baik, sebenarnya hanya menyiksa saja. Seperti apa yang pernah saya dengar dari seorang penulis novel terkenal, berpura-pura terlihat baik di matanya, lalu dia suka justru itu suatu masalah bagi kita, namun tampil adanya dan dia tak suka, itu masalah dia.
          Hal yang perlu dilakukan adalah meluruskan niat. Luruskan niat bahwa kita ingin menjadi lebih baik karena diri kita sendiri. Selain itu, kita boleh atau bahkan seharusnya menggunakan sebuah cinta untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Cinta kepada Sang Pemilik cinta di dunia ini, ya.. Tuhan kita. Cinta yang sebenarnya. Cinta kepada Tuhan itu, jauh lebih indah dari cinta-cinta yang lain, karena Dialah pemilik cinta yang sebenarnya. Kecintaan kepada Tuhan, sudah pasti akan membuat kita menjadi orang yang lebih baik. Kenapa? Karena kita juga ingin dicintai Tuhan. Kita melakukan hal-hal yang dicintai-Nya yang sudah pasti itu adalah baik. Tuhan melihat kita dimana-mana, maka kita akan selalu menjaga sikap dan konsisten dengan kebaikan. Luruskan niat untuk berubah menjadi lebih baik karena diri kita dan karena cinta kita kepada Sang pemilik cinta :).