Minggu, 28 Juli 2013

HARAPAN

11 November 2012

Hari ini, aku mengikuti seminar pesta sains nasional di IPB. Aku ikut ini karena temanya tentang sains. Aku sangat tertarik dengan dunia sains. Selain itu, bintang tamunya adalah orang-orang hebat, salah satunya adalah Andi Arsyil Rahman Putra. Itu loh, pemeran Furqon dalam film ketika cinta bertasbih. Hari ini, aku kali kedua bertemu beliau.
Materi yang beliau bicarakan masih tetap sama seperti waktu aku menghadiri seminarnya yang pertama. Intinya adalah tentang harapan. Seperti judul buku yang dibuatnya.
Bang Arsyil bercerita bahwa dulu keluarganya sangat berkecukupan, namun suatu hari ada suatu kejadian yang menjadikan keluarganya tak mempunyai harta benda lagi. yah, hidup memang berputar. Tak selamanya kita berada di atas. Karena itu, Bang Arsyil menempuh pendidikan sambil bekerja. Yang aku heran, bingung, dan masih membuatku hampir tak percaya sampai sekarang adalah Bang Arsyil kuliah di 3 Universitas dengan 3 jurusan yang berbeda. Aku bingung, bagaimana caranya beliau membagi waktu? aku yang hanya kuliah di 1 universitas saja kadang-kadang sulit membagi waktu. Itu salah satunya yang membuatku kagum. Program studi yang beliau ambil pun bidangnya berbeda-beda, geofisika, ekonomi, dan informatika. Subhanallah. Ditambah lagi, bang Arsyil kuliah sambil bekerja di sebuah perusahaan di Jakarta dengan gaji yang fantastis untuk ukuran seorang mahasiswa. Sekitar 12 juta. Wow. Beliau juga mendapatkan beasiswa supersemar. Oh iya, waktu lulus SMA, Bang Arsyil mendapat nilai sempurna, oleh karena itu dia bebas memilih universitas. 
Dari peserta seminar, ada yang bertanya, "Bagaimana bisa kakak membagi waktu dengan banyaknya kegiatan?" , beliau hanya menjawab "kalau kita mau berusaha, kita pasti bisa. Buktinya saya juga bisa. Salah satu prinsip saya adalah JANGAN MAU JADI ORANG RATA-RATA. Hidup ini amanah bro. Lakukan hal yang sebaik-baiknya di hidupmu. Jangan lupa juga kepada Allah, minimal 2,5% dari waktu kita digunakan untuk Allah, sisanya untuk berjuang dan istirahat."
Kata-kata itu yang terus mengiang-ngiang di benakku.
Selain itu, kata-kata yang masih ku ingat adalah, "Mau jadi seorang yang seperti apa kita? sekolah, ujian, lulus tepat waktu, kuliah, wisuda, kerja, dapet gaji gede, menikah, punya anak, punya rumah mewah, punya mobil mahal, lalu tua, dan kemudian tutup usia. lalu? apa yang bisa dikenang setelah kita tiada? sayang sekali jika tak ada yang mengingat kita. Tak ada yang mengenang sesuatu yang bisa dikenang dari kita. JANGAN MAU JADI ORANG RATA-RATA bro. Buatlah kebaikan yang bisa membuat kita selalu dikenang. Hidup ini adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan."
Aku terdiam, berpikir. Benar sekali. Aku juga mungkin termasuk ya, orang yang disebutkan Bang Arsyil tadi. Sungguh ini suatu tamparan yang lumayan membangkitkan semangatku.
beliau juga menerapkan konsep hanya lima menit. "Ketika kemalasan menghampiri kita, gunakan konsep hanya lima menit, karena lima menit itu sangat berharga untuk melakukan sesuatu yang berguna."

Sedikit pengalamanku, aku punya bukunya yang berjudul HOPE, isinya adalah cerita-cerita tentang perjuangan orang-orang yang benar-benar mengispirasi disertai harapan mereka yang tak pernah putus kepada Tuhan semesta alam hingga Tuhan memberikan jalan-Nya.
Aku membawa buku itu saat seminar, berharap aku bisa mendapatkan tanda tangan sang penulisnya. Aku tahu pasti panitia tak kan mengijinkanku meminta tanda tangan kepada Bang Arsyil. Memang benar, backstage dijaga ketat. Aku akan mengajukan pertanyaan saat sesi tanya jawab dan membawa bukuku saat dipanggil ke depan, ya untuk meminta tanda tangan. Itu rencanaku. Tapi, tak sesuai rencana. Aku tak ditunjuk oleh moderator, padahal aku duduk di barisan paling depan. Banyak sekali ternyata yang mengajukan pertanyaan. Aku belum beruntung. Saat itulah aku mulai menyerah, hampir kehilangan harapan. Sudahlah, mungkin aku ga bisa dapet tanda tangan bang Arsyil. Tapi sebenarnya di hatiku masih ada harapan. Kalau aku ga bisa, mungkin aku bisa minta tolong ke panitia saat Bang Arsyil sudah kembali ke backstage. Selesai sesi tanya jawab, aku cuma bisa melihat Bang Arsyil berfoto di panggung bersama para penanya, dan hadiahnya apa? yap, buku hope+tanda tangan langsung Bang Arsyil. Iri sih, aku cuma bisa memandangi buku hope milikku sambil berharap mendapatkan tanda tangan dari penulisnya. Setelah sesi foto selesai, Bang Arsyil turun dari panggung dan tak disangka sebelum menuju backstage beliau menyalami pembicara lain yang duduk di sofa di depanku dan beliau juga menyalami peserta seminar yang duduk di barisan paling depan. Bang Arsyil menyalamiku! aku tak kehilangan harapan. Aku langsung berkata "Kakak minta tanda tangan di buku ini, disini" , aku setengah berteriak sambil menunjuk halaman pertama buku itu. Bang Arsyil pun sedikit kaget. Tapi toh dia tetap mengambil pulpen dan buku yang aku berikan. Saat beliau sedang menandatangani bukuku, penonton dari belakang banyak yang maju untuk bersalaman. Panitia langsung mengiring bang Arsyil untuk cepat-cepat ke backstage. Bukuku dibawa ke backstage. Aku menuju backstage, tapi tak diperbolehkan masuk. Aku bilang, "Kak, bukuku dibawa Bang Arsyil". Kata salah seorang panitia, "Yaudah masuk aja". Aku masuk, "nanti bukunya kakak yang ambil, kamu tunggu disini.", kata kakak panitia yang lain. Aku bisa melihat bang Arsyil menuliskan sesuatu di buku hope milikku, kakak yang tadi berbicara padaku, mengambil buku itu dan memberikannya kepadaku. Aku tersenyum dan berkata, "makasi banget ya kak". Aku melihat halaman pertama buu itu, disitu tertulis:
"Never give up, terus cetak prestasi"
Tanda tangan
Andi Arsyil
Rasanya senang sekali. Mungkin itu sepenggal cerita sederhana untuk kita agar kita tak boleh kehilangan harapan. Saat kita mulai kehilangan harapan, teruslah berusaha dan jangan berhenti meminta kepada Yang Maha Kuasa, karena di bawah Kuasa-Nya lah semuanya dapat terwujudkan.

Minggu, 21 Juli 2013

Hukum Gaya Tarik


12 September 2012 Rabu
Berpikir Positif
            Hari ini aku belajar kewirausahaan dan aku menyaksikan sebuah film motivasi yang berjudul the secret. Ya, rahasia. Film itu kurang lebih memaparkan tentang apa rahasia dibalik kesuksesan. Aku baru menyadari adanya hukum gaya tarik. Hukum gaya tarik menyebutkan bahwa apa yang kita yakini, apa yang kita pikirkan akan terjadi di kemudian hari. Jika kita berfikir kita bisa, maka kita akan bisa. Tetapi, jika kita berfikir kita tidak bisa, maka kita pun akhirnya tidak akan bisa. Jika kita berfikir itu mudah, maka kita pun akan mendapat kemudahan. Jika kita berfikir itu susah, maka kita pun akan merasakan susah. Semua yang kita fikirkan akan kembali  kepada diri kita. Itulah yang dimaksud dengan gaya tarik.
            Hukum gaya tarik ini memberikan pelajaran kepadaku untuk selalu berpikir positif terhadap sesuatu. Tapi bagiku, rasanya agak sulit untuk selalu berpikir poitif, karena ada saja sesuatu yang menjadikan aku berfikir negatif dan tidak percaya diri. Entah ini dialami oleh semua orang, atau diriku sendiri. tapi lewat ini, aku akan mencoba untuk selalu berfikir positif dan menganggap semua jalan yang ada di depanku pasti akan bisa aku lewati.