Sabtu, 10 Agustus 2013

PRAMUKA <3
      Saat ku tulis ini, aku sedang sangat merindukan Pramuka, apalagi sebentar lagi adalah hari ulang tahun Pramuka sedunia, tanggal 14 Agustus. 1 tahun aku vacum dari Pramuka, rasanya ada yang kurang. Tak bisa menyalurkan hobi, tak sering berkutat dengan sandi-sandi. Mau bagaimana lagi. Ada satu hal yang mengharuskanku meninggalkan Pramuka. Untuk kebaikanku, mungkin saja. Sebenarnya aku tak yakin. Sempat terpikir olehku untuk diam-diam mengikuti Pramuka di kampus. Tapi aku, tak punya keberanian untuk itu. Sudahlah.
       Cintaku pada Pramuka, tumbuh sejak aku masih di sekolah dasar kelas 6. Saat itu, pertama kalinya di sekolahku ada kegiatan ekstrakurikuller. Ekskul itu wajib diikuti setiap siswa. Dari beberapa ekskul, aku memilih Pramuka. Aku suka dengan kegiatan-kegiatannya. Apalagi, tak lama setelah aku mengikuti ini, sekolahku mengadakan kemah. Bukan hanya untuk sekolahku. Tapi kemah ini juga untuk 4 sekolah lainnya. Aku akan punya pengalaman baru dan punya teman-teman baru. Senangnya.
       Waktu perkemahan pun tiba. Aku ditunjuk untuk menjadi ketua regu putri dari sekolahku. Aku sempat ragu, tapi aku setuju. Saat itu, yang paling ku ingat adalah ketika acara api unggun, semua ketua regu yang berjumlah 10 orang dipanggil oleh panitia. Mereka memberikan obor kepada masing-masing ketua regu. Kami berbaris, mendengarkan arahan dari panitia.
"Disini, kalian ditunjuk untuk membuka acara api unggun karena kalian adalah pemimpin regu. Saat pembukaan acara api unggun, kalian akan mengelilingi tumpukan kayu itu, kemudian kalian berhenti dengan posisi melingkari api unggun. Nanti kita adakan simulasi. Sekarang berhitung dulu."
       Kami berhitung, aku mendapat nomor enam. Ternyata, nomor yang disebutkan itu untuk membacakan dasadarma Pramuka. Aku mendapatkan nomor enam, artinya nanti aku harus menyebutkan "Rajin, trampil, dan gembira". Setelah simulasi, kami bersiap memulai acara api unggun. Kami, pemimpin regu berbaris 2 banjar. Setelah ada aba-aba dari panitia, kami berputar mengelilingi kayu api unggun dengan membawa obor yang belum dinyalakan, kemudian berhenti dengan posisi 10 pemimpin regu berdiri menyebar mengelilingi api unggun. Pembina upacara menyalakan obor pada pemimpin regu yang mendapat nomor 1. Setelah obor di tangannya menyala, dia membacakan dasadarma nomor 1 sambil mengangkat obornya tinggi-tinggi, kemudian dia menuju pemimpin regu nomor 2 dan mendekatkan obornya ke obor pemimpin regu 2 hingga menyala. Setelah itu, pemimpin regu 2 membacakan dasadarma nomor 2, begitu seterusnya. Setelah pembacaan dasadarma yang ke sepuluh, kami pemimpin regu mengangkat obor tinggi-tinggi sambil berkata "Satyaku kudharmakan, dharmaku ku baktikan". Setelah itu, kami bersama-sama melangkah mendekati tumpukan kayu yang ada di hadapan kami, kemudian meletakkan obor yang kami pegang di atasnya. Api unggun pun tercipta, menambah suasana kehangatan diantara kita.
       Itulah pertama kalinya aku jatuh cinta dengan Pramuka, itu pengalaman pertamaku. Saat aku duduk di bangku SMP, aku kembali mengikuti Pramuka dan disini, lebih banyak pengalaman dan pelajaran yang aku dapatkan. Banyak sekali. Bagaimana bisa melupakan ini dengan mudah. Aku suka kemah, aku suka sandi-sandi, aku suka hiking, semua tentang Pramuka, aku sangat menyukainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar